Syair Perahu
oleh Hamzah Fansuri
Syair perahu melambangkan tubuh manusia sebagai perahu yang belayar di laut. Pelayaran itu penuh marabahaya. Jika manusia kuat memegang keyakinan la ilaha illa Allah, maka dapat dicapai tahap yang melebur perbedaan antara Tuhan dan hamba-Nya:
Wahai muda, kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal diammu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan Itulah
Itulah jalan membetuli insan
Pada bagian lain Hamzah Fansuri mengemukan bahwa makin jauh belayar perahu ke tengah lautan makin besar pula rintangan yang akan dihadapi seperti ombak besar dan angin kencang akan membuat perahu tenggelam. Oleh karena itu perlu dipersiapkan kemudi yang kokoh perahu yang kokoh dan tahan terhadap badai yang mengancam:
Laut Khulzum terlalu dalam
Ombaknya muhid (sangat luas) pada sekalian alam
Banyaklah di sana rusak dan karam
Perbaiki na‟am (ya) siang dan malam
Ingati sungguh siang dan malam
Lautnya deras bertambah dalam
Anginpun keras ombaknya rencam
Ingati perahu jangan tenggelam
Seperti perahu di lautan luas jiwa manusia selalu berada dalam tantangan hidup yang sangat dahsyat, tipu muslihat duniawi, dorongan hawa nafsu dan bujukan setan yang sewaktu-waktu dapat menjerumuskan manusia ke lembah kesesatan. Oleh karena itu, manusia perlu mempersiapkan diri untuk dapat bertahan dari bujukan hawa nafsu duniawi dengan jalan menuntut ilmu agama, dan mengokohkan iman kepada Allah SWT. Kira-kira demikianlah maksud yang tersirat dalam Syair Perahu di atas.
Comments